Sunday, July 24, 2011

Lumi bab 2


Lumi berbaring di atas padang rumput yang menghijau menhadap sambil memejam matanya. Kenangan lalu tiba-tiba menjelma.
“Say Lumi, when I’m gone one day will you forgot me?”
“Kenapa cakap macam tu? Tak kesiankah you pada i? I hanya ada Yuu dengan you aje dalam dunia ni, hmm..” Lumi menjawab dengan suara yang sayu mengingatkan nasib dirinya dan abangnya setelah kehilangan kedua orang tua mereka.
“Lumi, we need to change, I rasa hubungan kita ni salah. Woman are made for man, not woman. If I gone one day, will you try to accept man as your partner forever and ever?” Dengan nada memujuk Via mengusap kedua-dua belah pipi Lumi.
Lumi mengeluh dan membuka matanya. Langit biru, imaginasinya awan putih membentuk wajah Via tersenyum dari jauh memandangnya.
“Via…”  Dia mengiring ke sisi dan dan memandang seorang pemuda berbaring tidak jauh disebelahnya.
“Adam”
Adam menoleh.
“Are you crying just now?” soal Adam setelah terpandang setitik air mata mengalir di pipi Lumi.
“Kenapa awak ada kat sini”?
“I tengok macam best je you baring kat sini, I pun tumpang sekaki lah. Kenapa, x boleh ke?”
“Whatever” Lumi memandang ke langit tanpa menghiraukan Adam disisinya.
“You such a weird girl Lumi, kalau girl lain, dah jerit tau kalau tiba-tiba ada boy berbaring disebelah”
“I leh jerit kalau you nak”
“Heh?, Say Lumi, I nak berkawan dengan you, lantakla kalau you taknak pun, I nak berkawan jugak dengan you”
“What is your problem boy?”
“I’m attracted to you, and it’s your fault young lady for attracting me. I akan terus kacau hidup you sampai you boleh terima i”
Lumi menoleh memandang Adam.
“Why are you crying just now?”
“I’m not”
“Liar, now that I’m your friend, I don’t mind lending you my shoulder to cry”
“Since when?”
“Since a couple of hours ago”
“Whatever” Malas nak layan. Ujar Lumi dalam hatinya.

Saturday, July 23, 2011

Lumi

Lumi termenung sendirian di atas atap bumbung rumahnya. Jiwanya begitu kosong memerhati langit yang berwarna biru.
Hatinya berdetik “Tuhan, kenapa kau ambil dia daripadaku? Why I must live on this lonely path?”. Hatinya berasa sayu tatkala angin bayu menampar lembut pipinya. Air matanya bergenang di pipi.
“Lumi, hari dah nak masuk senja, mari tolong abang masak untuk makan malam” Yuu mejerit memanggil adiknya. Lumi yang tersedar dengan panggilan Yuu segera turun mendapatkan abangnya.
Lumi berhenti dari memetik gitar apabila mendengar bunyi ketukan di pintu biliknya.
 “Belum tidur lagi? Esok pergi kolej ke tak?”
“Pergi kot, why?”
“Dah lewat ni, still playing guitar?”
“I need to keep my inspiration alive mom”
“Do not insult me with that word, or..”
“Or what,  abang Yuu..?” Lumi tersenyum sinis memandang abangnya.
“Or I’ll hit you with this! Hiyarghh!!!..”
Yuu menyerang Lumi dengan sebiji bantal, geram dengan perangai itu. Lumi membalas pukulan Yuu dengan dua biji bantal. Mereka saling membalas dan menyerang balas sambil tertawa.
“Stop it Yuu! Enough with your attack!” Lumi menjerit manja meminta abangnya berhenti dari memukul dirinya dengan bantal.
“You make  my hair mess! Urghh!”
“Olololo, you look cute with that your sulking face!, haha!” Yuu, memujuk Lumi sambil menyisir rambut adiknya itu.

2
Lumi membawa peralatan melukisnya ke sebuat tasik yang sering dikunjungi tika jiwanya terseksa mengingati kenangan lalu. Berlatarbelakangkan ladang tulip serta langit biru dihiasi awan putih bak kapas, kelihatan seorang gadis memakai blaus putih sambil memegang sekuntum tulip merah terpampang didalam lukisannya itu.
“Hai, awak ni Lumi kan?” satu suara menyapa gegendang telinganya.
“Ya?” jawab Lumi dengan riak wajah tidak berperasaan.
“Saya Loki” ujar pemuda itu sambil tersenyum manis.
“So?”
“Cantik karya”
“I sell to you then”
“Err.., I don’t have money to buy it”
“Hmm.., you can help me to sell it” ujar Lumi tanpa menghiraukan tanggapan pemuda itu.
“Heh? I just praised you, doesn’t mean I want to buy or help you to sell it”.
“Ok”
Tanpa menghiraukan pemuda itu, Lumi menyempurnakan lukisannya. Pemuda yang kebingungan itu hanya memerhati Lumi menyiapkan lukisannya.
“Why are you still here?” setelah menyedari pemuda itu masih berdiri di sisi sambil menghadap lukisannya.
“Don’t know, maybe I attracted at you and your painting?”
“Thanks”
“Be friends with me?”
“Not interested”
 “Why?”
“No reason”
Lumi berlalu pergi sambil menjinjit lukisannya meninggalkan pemuda itu yang kebingungan dengan tutur katanya.







Monday, August 30, 2010

Happy bazar day

It's 4.21 p.m rite now. Hehehe, will go to bazar at 5p.m my precious laksam is waiting for me.

Dream is to achieve

Some says yes, some says not. But for me, i don't really know exactly what i want to be. an artist, a graphic designer, a journalist, businesswomen, a teacher, a photographer, etc.
But, one for sure, i'll do what i want, and i'll be what i wanna be, at the moment i want to.
hahaha
That doesn't sounds serious, but, that is the fact.